Tumbuhnya grup dan penyanyi Dangdut Jepang

Pertumbuhan dan perkembangan kelompok dan penyanyi Dangdut di Jepang merupakan salah satu bukti bahwa musik adalah produk dari masyarakat Indonesia harus go international. Selain itu, juga kabar baik di tengah-tengah banyak orang Indonesia sendiri yang menganggap negatif terhadap musik ini. Karena, ternyata di balik sebagian asumsi mereka, Dangdut justru benar-benar diterima, dan berkembang pesat di Negeri Matahari tersebut.

Sebagian besar masyarakat internasional yang telah menerima pengaruh dari salah satu produk budaya Indonesia, tidak peduli atau bahkan khawatir tentang citra negatif sering menjadi polemik dan kontroversi di Indonesia. Seperti, kontroversi antara Inul vs Rhoma Irama tentang "Goyang Ngebor", penampilan tidak senonoh dari Dewi Persik, Trio Macan, yang beberapa waktu lalu dicekal di beberapa daerah oleh ulama setempat, atau kontroversi goyang erotis lainnya. Jadi kontroversi atau polemik yang sering terjadi di Indonesia, tidak mengurangi kecintaannya pada musik ini.

Komunikasi atau kerja sama budaya antara kedua negara yang berjalan dengan baik juga menjadi salah satu faktor tambahan. Sehingga uang, atau bahan yang diperoleh mungkin tidak menjadi prioritas utama, atau tidak menjadi satu-satunya sumber mata pencaharian serta popularitas. Hal ini tentu berbanding terbalik dengan tujuan dari pelaku Dangdut di Indonesia sendiri yang tidak sedikit untuk menjadikan musik ini sebagai sumber mata pencaharian dan cara untuk mendapatkan popularitas.

Melihat fenomena tersebut, diterimanya Dangdut di Jepang  merupakan pengaruh yang luar biasa dari para seniman Dangdut yang pernah memperkenalkan musik kita di negara tersebut, seperti Camelia Malik, Rhoma Irama, Elvy Sukaesih, Ikke Nurjanah, Rita Sugiarto dan sebagainya. Meski tidak mudah dan harus perlu perjuangan yang ekstra, ternyata pengaruh tersebut lambat laun membekas di hati masyarakat Jepang. Jadi perjuangan yang dijasakan oleh Camelia Malik, Rhoma atau yang lain tidak hanya sekedar pentas menghibur warga negara Indonesia yang ada di sana saja, tapi juga meninggalkan jejak (pengaruh) dan identitas bagi penduduk lokal asli. Sehingga Dangdutpun diterima, tumbuh dan berkembang pesat di sana.

Sebagai wujud nyata dari musik ini telah berhasil ditanam di tanah matahari terbit adalah dibentuknya sebuah komunitas atau organisasi secara legal (seperti PAMMI) yang disebut J-Dangdut, kependekan dari Jepang Dangdut. Organisasi ini konon katanya sejajar dengan organisasi lain di bawah pemerintahan Jepang, seperti J-Rock, J-Pop, J-League (Liga Sepakbola), dan sebagainya.

Di bawah komunitas atau organisasi tersebut, ada beberapa grup yang telah lama terbentuk, seperti OM. RANEMA (beberapa sumber mengatakan dulu dikenal sebagai OM Exist.), OM Hatikumi 93, Drunk Girlz, Temasindo, OM. Touhu, Dll. Di antara grup tersebut yang paling terkenal adalah OM. Hatikumi yang dibentuk pada sekitar tahun 1993.

Sebagai bonus, akan saya persembahkan penampilan grup Dangdut di Jepang yang saya dapatkan di Youtube. Dalam video youtube ini, sebuah grup (maaf tidak diketahui nama grupnya) sedang mementaskan lagu Dangdut Koplo Asli yang berjudul Goyang Dombret. Meskipun banyak falsnya, tapi kita sebagai bangsa dan sekaligus pecinta musik ini tetap memberikan apresiasi pada grup dan penyanyi ini. Bukan pada hasil penampilan (bagus atau tidak), tapi karena mereka telah menerima musik hasil karya seniman bangsa kita.

Author image
About the Author :

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Integer nec odio. Praesent libero. Sed cursus ante dapibus diam. Sed nisi. Nulla quis sem at nibh elementum imperdiet. Duis sagittis ipsum.

Connect with him on :

Diberdayakan oleh Blogger.